Produk Yang dipilih: Botol Shampoo 300 ml
Analisis Desain Awal:
a. Fungsi Utama Produk
- Wadah untuk menyimpan cairan shampoo.
- Memudahkan konsumen menuangkan shampoo ketika digunakan.
- Melindungi isi dari kontaminasi, kebocoran, dan paparan udara.
b. Material yang Digunakan
- Botol utama: Plastik PET (Polyethylene Terephthalate).
- Tutup flip: Plastik PP (Polypropylene).
- Label stiker: Film plastik + tinta cetak.
- Isi produk: Shampoo berbahan surfaktan, pewangi, zat pengental, air.
c. Pengamatan Elemen Desain
- Bentuk: Silinder oval, leher sempit, tutup cukup tebal.
- Ukuran: 18 cm tinggi, kapasitas 300 ml.
- Warna: Botol berwarna biru/hijau solid, transparansi rendah.
- Desain: Banyak elemen dekoratif pada label, menggunakan tinta warna tebal.
- Komponen: Botol dan tutup tidak mudah dipisahkan oleh pengguna.
Identifikasi Masalah Lingkungan Sesuai Prinsip DfE:
a. Material
- PET dan PP adalah plastik yang bisa didaur ulang, namun warna gelap membuat daur ulang lebih sulit.
- Label menggunakan film plastik + tinta tebal → sulit dipisahkan saat proses recycling.
- Produk mengandung bahan kimia sintetis yang dapat mencemari air bila tidak diolah dengan benar.
b. Produksi
- Proses blow molding untuk botol PET membutuhkan energi cukup tinggi.
- Penggunaan pewarna solid pada botol menambah proses tambahan dalam manufaktur.
- Label multi-layer meningkatkan penggunaan material tambahan.
c. Penggunaan
- Botol tidak dirancang untuk refill, sehingga cenderung sekali pakai.
- Konsumen cenderung membuang botol sebelum benar-benar kosong karena bentuk bagian bawah menyisakan cairan.
d. Akhir Siklus Hidup
- Botol dan tutup berbeda material → harus dipisahkan untuk daur ulang, namun pengguna jarang melakukannya.
- Label plastik sulit dilepas dan mengganggu proses recycling.
- Warna gelap mengurangi nilai jual daur ulang.
Rekomendasi Perbaikan Desain
Rekomendasi 1:
- Gunakan Material Warna Transparan
- Ganti botol dari warna solid menjadi transparan bening.
Alasan:
- Mudah didaur ulang dan diterima lebih banyak fasilitas daur ulang.
- Konsumen bisa melihat sisa isi sehingga mengurangi pemborosan.
Rekomendasi 2: Desain “Refill-friendly”
- Buat botol yang bisa diisi ulang (reusable) atau bentuk yang kompatibel dengan sistem isi ulang di minimarket/supermarket.
Alasan:
- Mengurangi konsumsi plastik per penggunaan.
- Memperpanjang umur pakai wadah.
Rekomendasi 3: Kurangi Komponen Label
- Gunakan label berbahan kertas yang mudah terlepas, atau sablon langsung pada botol (direct printing).
Alasan:
- Mengurangi limbah plastik.
- Mempermudah proses daur ulang sehingga botol bisa diproses tanpa pemisahan intensif.
No comments:
Post a Comment