Wednesday, December 24, 2025

Tugas Mandiri 12 - "Menelusuri Jejak Konsumsi Tidak Berkelanjutan yang Sering Terjadi Dapat Mengancam Lingkungan"

Lokasi Pengamatan: Kantin Kampus

Objek Pengamatan: Mahasiswa, Staf, dan Pengunjung Kantin

Tabel Pengamatan

No.Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan (Deskripsi Singkat)Frekuensi / Tingkat KejadianDampak Negatif Utama
1Penggunaan alat makan sekali pakai (sendok, garpu, sumpit plastik) meskipun makan di tempat (dine-in).Sangat SeringPenumpukan sampah plastik yang sulit terurai.
2Penggunaan kantong plastik (kresek) untuk membungkus makanan meskipun hanya dibawa dalam jarak dekat ke meja atau kelas.Sangat SeringPemborosan material plastik sekali pakai.
3Pembelian minuman dalam kemasan gelas plastik dengan sedotan plastik sekali pakai secara rutin.Sangat SeringSampah mikroplastik yang mencemari lingkungan.
4Meninggalkan sisa makanan di piring karena mengambil porsi yang terlalu besar atau tidak menyukai lauk tertentu.SeringPemborosan makanan (food waste) dan peningkatan gas metana di TPA.
5Penggunaan berlebihan tisu makan (mengambil banyak lembar) hanya untuk satu kali usapan kecil.SeringDeforestasi (karena bahan baku kertas) dan penumpukan limbah domestik.

Analisis dan Kesimpulan

1. Analisis Penyebab

Berdasarkan pengamatan, tiga perilaku yang paling sering terjadi disebabkan oleh beberapa faktor utama:

  • Faktor Kemudahan (Convenience): Penggunaan plastik dan alat makan sekali pakai dipilih karena dianggap praktis, tidak perlu mencuci, dan mudah dibuang setelah digunakan.

  • Kurangnya Fasilitas Alternatif: Pengelola kantin jarang menyediakan alat makan permanen (stainless steel) yang cukup atau stasiun pengisian air minum gratis bagi pemilik tumbler.

  • Kebiasaan dan Kurang Kesadaran: Banyak konsumen melakukan perilaku tersebut secara otomatis tanpa memikirkan dampak jangka panjang karena harga produk sekali pakai sudah termasuk dalam harga makanan (terasa murah/gratis).

2. Saran Solusi

Berikut adalah 3 rekomendasi solusi praktis yang dapat diterapkan:

  • Penerapan Kebijakan "Tanpa Plastik": Pengelola kantin dapat memberikan insentif berupa potongan harga (misal: Rp500) bagi mahasiswa yang membawa wadah makan atau tumbler sendiri, serta tidak lagi menyediakan sedotan plastik.

  • Penyediaan Sarana Sanitasi Alat Makan: Pengelola harus menyediakan alat makan yang dapat dicuci kembali dan memastikan adanya fasilitas pencucian yang bersih agar konsumen merasa nyaman beralih dari alat makan plastik.

  • Kampanye Visual Porsi Secukupnya: Menempelkan poster edukasi di area pengambilan nasi atau pesanan untuk mengingatkan konsumen agar mengambil porsi sesuai kemampuan makan guna mengurangi sisa makanan terbuang.

No comments:

Post a Comment