Wednesday, December 24, 2025

TUGAS TERSTRUKTUR 11 - "Laporan Analisis Rantai Pasok Hijau (Green Supply Chain Management) Produk: Smartphone (Generasi Terbaru)"


A. Pendahuluan

Smartphone merupakan perangkat elektronik paling kompleks di dunia yang melibatkan ribuan komponen kecil. Industri ini menyumbang sekitar 2% dari emisi gas rumah kaca global, di mana 80% dari jejak karbon tersebut berasal dari proses manufaktur dan rantai pasok. Melalui laporan ini, kita akan melihat bagaimana transisi dari rantai pasok konvensional ke rantai pasok hijau dapat memitigasi kerusakan lingkungan yang sistemik.

B. Pemetaan Rantai Pasok Konvensional

Rantai pasok smartphone konvensional mengikuti alur linier yang sangat bergantung pada sumber daya baru (virgin materials).

Diagram Alir Rantai Pasok (Workflow):

  1. Sourcing (Penambangan): Ekstraksi Logam Tanah Jarang (Rare Earth Elements), Kobalt dari Kongo, Litium dari Chile, serta Emas dan Tembaga.

  2. Manufaktur Komponen: Pembuatan layar OLED, sensor kamera, dan sirkuit terpadu (IC) di fasilitas clean room yang sangat padat energi.

  3. Perakitan Utama (Assembly): Perakitan ribuan komponen di pabrik perakitan besar di Asia Timur (seperti Foxconn).

  4. Inbound/Outbound Logistics: Pengiriman komponen antar negara via udara (kargo pesawat) untuk mengejar siklus peluncuran yang cepat.

  5. Distribusi & Ritel: Produk dikemas dengan kotak plastik/kertas berlaminasi dan dipajang di gerai ritel dengan pencahayaan tinggi.

  6. End-of-Life: Smartphone dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibakar secara ilegal di negara berkembang untuk mengambil tembaganya.

C. Analisis Dampak Lingkungan (Dua Titik Kritis)

Titik Kritis

Analisis Dampak Lingkungan

Titik Kritis 1: Ekstraksi Bahan Baku (Sourcing)

 

Kerusakan Biodiversitas & Pencemaran Air: Penambangan litium membutuhkan 2,2 juta liter air untuk satu ton litium. Di segitiga litium Amerika Selatan, ini menyebabkan kekeringan ekstrem bagi petani lokal. Selain itu, penambangan kobalt sering dilakukan tanpa prosedur keselamatan, menyebabkan kontaminasi logam berat pada sumber air tanah di sekitarnya.

 

Titik Kritis 2: Fase Akhir Masa Pakai (End-of-Life)

 

Akumulasi Limbah Elektronik (E-waste): Hanya sekitar 17-20% smartphone dunia yang didaur ulang secara resmi. Sisanya menjadi limbah beracun. Komponen seperti merkuri dan kadmium pada sirkuit dapat merembes ke tanah (leaching), mencemari air minum, dan masuk ke rantai makanan manusia (Bioakumulasi).

 


D.  Usulan Strategi Green Supply Chain (GSCM)

Prinsip GSCM

Deskripsi Strategi

Implementasi (How-To)

Manfaat Lingkungan

Green Sourcing (Pengadaan Hijau)

Substitusi material dengan bahan daur ulang 100%.

Mewajibkan pemasok menggunakan kobalt daur ulang dari baterai bekas dan emas daur ulang dari perhiasan/e-waste untuk sirkuit utama.

Menghilangkan kebutuhan penambangan baru, mengurangi emisi karbon dari proses ekstraksi hingga 70%.

Green Design (Desain Hijau)

Desain Modular & Right to Repair.

Menggunakan sekrup standar (bukan lem permanen) dan menyediakan modul yang dapat dilepas (seperti layar atau baterai) tanpa alat khusus.

Memperpanjang usia pakai ponsel dari rata-rata 2 tahun menjadi 5 tahun, mengurangi volume e-waste global secara drastis.

Reverse Logistics (Logistik Terbalik)

Sistem Closed-Loop Recovery.

Perusahaan menyediakan label pengiriman gratis untuk pengembalian ponsel lama dan memberikan kredit toko (trade-in) kepada konsumen.

Memastikan 100% komponen beracun tidak berakhir di TPA dan dapat diekstraksi kembali sebagai bahan baku produksi selanjutnya.


E. Kesimpulan

Transisi menuju GSCM pada industri smartphone bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Analisis menunjukkan bahwa dampak lingkungan terbesar tidak terjadi saat ponsel digunakan, melainkan saat ponsel dibuat dan saat ponsel dibuang. Strategi desain modular dan logistik terbalik adalah kunci untuk memutus siklus kerusakan ini.

F. Rekomendasi

  • Regulasi: Pemerintah harus mewajibkan produsen smartphone menyediakan suku cadang minimal selama 7 tahun setelah produk dirilis.

  • Inovasi: Investasi pada teknologi ekstraksi otomatis untuk memisahkan emas dan perak dari sirkuit lama agar lebih efisien secara biaya dibanding menambang.

  • Konsumen: Mengedukasi konsumen untuk tidak menyimpan ponsel lama di rumah (idle), melainkan menyerahkannya ke pusat pengumpulan resmi.



DAFTAR PUSTAKA

  • Hossain, M. S., et al. (2020). Environmental Impact of Smartphone Manufacturing: A Life Cycle Assessment Study. Journal of Cleaner Production, Vol 250.

  • Srivastava, S. K. (2007). Green supply‐chain management: A state‐of‐the‐art literature review. International Journal of Management Reviews.

  • Statista. (2024). Electronic Waste Worldwide - Statistics & Facts. Diambil dari www.statista.com

  • World Economic Forum. (2019). A New Circular Vision for Electronics: Time for a Global Reboot.

Wednesday, December 17, 2025

TUGAS MANDIRI 10 - "Analisis Dokumenter Strategi Keberlanjutan dalam Bisnis"

 

A. Identitas Video dan Ringkasan

  • Judul Video: "The Business Logic of Sustainability"

  • Tokoh Utama: Ray Anderson (Pendiri Interface Carpet)

  • Sumber: TED Talk / YouTube

  • Ringkasan: Video ini menceritakan transformasi radikal Ray Anderson, seorang CEO industri karpet konvensional yang menyadari bahwa perusahaannya adalah "penjarah bumi". Ia memutuskan untuk mengubah total model bisnis Interface menjadi perusahaan yang sepenuhnya berkelanjutan. Pesan intinya adalah bahwa keberlanjutan bukan sekadar tanggung jawab moral, melainkan strategi bisnis yang sangat cerdas karena dapat meningkatkan efisiensi, inovasi, dan loyalitas konsumen secara bersamaan.

B. Analisis Ide Kunci dan Penerapannya

Ide Kunci dari Video

Penjelasan Singkat (Apa idenya?)

Sektor Industri Target (Di mana ide ini paling cocok diterapkan?)

Rencana Penerapan Praktis (Bagaimana ide ini dapat diimplementasikan?)

Model Sewa/Leasing (Layanan, Bukan Kepemilikan)

Alih-alih menjual produk fisik secara permanen, perusahaan menjual "fungsi" atau layanan dari produk tersebut.

Elektronik & Perangkat Kantor

Perusahaan penyedia AC tidak lagi menjual unit, tetapi menjual "udara sejuk". Mereka tetap memiliki unitnya agar termotivasi membuat AC yang awet dan hemat energi.

Material Tertutup (Closed-Loop System)

Membuat produk dari bahan yang bisa didaur ulang terus-menerus tanpa penurunan kualitas.

Tekstil & Pakaian (Fashion)

Merek sepatu membuat sepatu yang 100% dari satu material (mono-material) sehingga saat rusak, sepatu bisa dilelehkan kembali menjadi sepatu baru tanpa limbah.

Eliminasi Limbah (Zero Waste to Landfill)

Memandang setiap limbah produksi sebagai sumber daya atau uang yang terbuang.

Manufaktur Makanan & Minuman

Pabrik minuman menggunakan uap panas sisa mesin untuk memanaskan air di kantor, serta mengolah ampas buah menjadi pupuk organik bagi pemasoknya.

Energi Terbarukan sebagai Standar

Mengganti seluruh ketergantungan energi fosil dengan sumber alami (Matahari, Angin, Biomassa).

Pertambangan & Alat Berat

Memasang panel surya masif di area tambang dan menggunakan truk listrik bertenaga baterai yang diisi ulang oleh energi terbarukan di lokasi.

Biomimicry (Meniru Alam)

Mendesain produk atau pola produksi dengan meniru cara kerja alam yang tidak mengenal konsep "sampah".

Konstruksi & Arsitektur

Mendesain gedung dengan sistem pendingin alami yang meniru struktur sarang rayap, sehingga mengurangi penggunaan AC secara signifikan.


C. Kesimpulan dan Refleksi

Urgensi Produksi Berkelanjutan sebagaimana digambarkan oleh Ray Anderson adalah sebuah keharusan bagi kelangsungan hidup manusia dan bisnis itu sendiri. Anderson membuktikan bahwa perusahaan tidak harus memilih antara keuntungan (profit) dan lingkungan; keduanya bisa berjalan beriringan. Setelah menonton dokumenter ini, pandangan saya mengenai "Logika Bisnis Keberlanjutan" diperkuat: keberlanjutan bukan lagi beban biaya (cost), melainkan keunggulan kompetitif. Secara pribadi, saya merasa tertantang untuk melihat setiap benda di sekitar saya bukan sebagai "barang sekali pakai", melainkan sebagai sumber daya berharga yang dipinjam dari masa depan.

Wednesday, December 10, 2025

TUGAS TERSTRUKTUR 10 - "Analisis Praktik Produksi Berkelanjutan: Studi Kasus Sektor Manufaktur Kertas (PT Riau Andalan Pulp and Paper)"

 "Analisis Praktik Produksi Berkelanjutan: Studi Kasus Sektor Manufaktur Kertas (PT Riau Andalan Pulp and Paper)"


A.    Profil Perusahaan dan Latar Belakang

Nama Perusahaan: PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) - Bagian dari APRIL Group.

Sektor Industri: Manufaktur (Pulp & Kertas).

Produk Utama: Produk kertas merk PaperOne™, pulp (bubur kertas), dan selulosa serat larut.

Motivasi Keberlanjutan: Motivasi utama RAPP mengadopsi produksi berkelanjutan adalah komitmen terhadap Visi APRIL2030. Hal ini didorong oleh kombinasi kepatuhan regulasi (nasional dan internasional/FSC), permintaan pasar global akan kertas bebas deforestasi, serta upaya efisiensi biaya operasional melalui ekonomi sirkular.

B.     Strategi Keberlanjutan yang Digunakan

APRIL Group mengimplementasikan strategi yang selaras dengan konsep Sustainable Consumption and Production (SCP):

  1. Strategi Pengelolaan Bentang Alam (Positive Climate & Nature): RAPP menerapkan model "Ring-fencing", di mana area perkebunan produksi mengelilingi dan melindungi hutan konservasi di intinya. Strategi ini memastikan bahwa bahan baku hanya berasal dari sumber legal dan non-hutan alam (nol-deforestasi). Hal ini mencerminkan prinsip SCP dalam menjaga kapasitas regenerasi ekosistem.
  2. Transisi Energi Terbarukan dan Ekonomi Sirkular: Perusahaan melakukan instalasi panel surya skala besar dan memanfaatkan Black Liquor (limbah cair dari proses pemasakan pulp) sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan energi sendiri. Strategi ini mengubah limbah produksi menjadi sumber energi (ekonomi sirkular), mengurangi ketergantungan pada energi fosil secara drastis.

C.     Indikator Keberlanjutan (Triple Bottom Line)

1. Indikator Lingkungan (Planet)

  • Intensitas Karbon: APRIL menargetkan pengurangan intensitas emisi produk sebesar 25% pada tahun 2030. Saat ini, lebih dari 80% kebutuhan energi di kompleks operasional Kerinci berasal dari sumber energi terbarukan.
  • Manajemen Air: Pengurangan intensitas penggunaan air sebesar 10% melalui sistem daur ulang air di dalam proses pabrik (Closed-loop system).

2. Indikator Ekonomi (Profit)

  • Efisiensi Biaya: Penggunaan biomassa dan black liquor sebagai energi menghemat biaya pembelian bahan bakar fosil hingga jutaan dolar per tahun.
  • Akses Pasar Hijau: Dengan sertifikasi PEFC dan FSC, RAPP mampu menembus pasar Eropa dan Amerika yang memiliki standar lingkungan sangat ketat, yang meningkatkan pendapatan ekspor.

3. Indikator Sosial (People)

  • Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Perusahaan melaporkan angka LTIFR (Lost Time Injury Frequency Rate) yang terus ditekan melalui sertifikasi ISO 45001.
  • Pemberdayaan Masyarakat: Melalui program Community Development, RAPP telah memberikan dukungan kepada ribuan UMKM lokal dan menyediakan akses pendidikan melalui beasiswa, yang bertujuan menghapus kemiskinan ekstrem di sekitar wilayah operasional sebesar 50%.

D.    Dampak dan Evaluasi Hasil

            Dampak paling signifikan adalah keberhasilan dalam membuktikan bahwa industri kertas skala masif dapat beroperasi tanpa melakukan deforestasi baru melalui komitmen "1-for-1" (mengonservasi satu hektar hutan untuk setiap satu hektar hutan tanaman yang dikelola).

            Tantangan terbesar yang dihadapi adalah Manajemen Lahan Gambut. Mengelola emisi karbon dari lahan gambut yang telah dikonversi menjadi perkebunan sangat sulit secara teknis karena drainase gambut secara alami akan melepaskan CO2.

            Strategi keberlanjutan RAPP/APRIL Group dinilai sangat efektif dan sistematis. Mereka tidak hanya melakukan "hijau permukaan" (greenwashing), tetapi mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam inti model bisnis melalui teknologi energi terbarukan dan perlindungan hutan yang terukur. Namun, efektivitas jangka panjang akan sangat bergantung pada konsistensi mereka dalam menjaga tata kelola air di lahan gambut agar emisi tetap rendah dan risiko kebakaran hutan dapat ditekan hingga nol.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

APRIL Group. (2021). APRIL2030: Memajukan Keberlanjutan dalam Dekade Mendatang. Pangkalan      Kerinci: APRIL Group Sustainability Report.

APRIL Group. (2023). Sustainability Report 2023: Progress and Commitment to the Future. Diambil       dari situs resmi: https://www.aprilasia.com

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2022). Panduan Standar Industri Hijau (SIH) untuk        Sektor Pulp dan Kertas. Jakarta: Kemenperin.

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). (2024). Annual Review: Managing Peatland and Forestry        Conservation. Riau: External Relations Department.