Sunday, November 2, 2025

Analisis LCA (Life Cycle Assessment) untuk Produk Snack Kemasan

 

    Life Cycle Assessment (LCA) adalah metode penilaian dampak lingkungan dari suatu produk sepanjang siklus hidupnya, mulai dari ekstraksi bahan baku hingga pembuangan akhir. Berdasarkan standar ISO 14040: Environmental Management —Life Cycle Assessment — Principles and Framework, LCA terdiri dari empat tahap utama: goal and scope definition, inventory analysis, impact assessment, dan interpretation. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dampak lingkungan dari produk snack kemasan (keripik kentang) dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi dampak tersebut.

1.      Goal and Scope Definition (Tujuan dan Ruang Lingkup)

Tujuan: Menilai potensi dampak lingkungan dari seluruh tahapan produksi hingga pembuangan kemasan snack kemasan, serta mengusulkan langkah-langkah perbaikan untuk keberlanjutan produk.

Unit fungsional: Satu bungkus snack kemasan 50 gram.

Batas sistem: Meliputi proses dari produksi bahan baku (pertanian kentang, pengolahan minyak), manufaktur, pengemasan, distribusi, hingga tahap pascakonsumsi (limbah kemasan).

Asumsi: Sistem daur ulang belum optimal dan Snack diproduksi secara massal menggunakan energi listrik dan gas.

2.   Analisis Input dan Output Life Cycle Inventory (LCI)

Tahap Produksi

Input Utama

Output Utama

Produksi bahan baku

Kentang, pupuk, pestisida, air, bahan bakar untuk alat pertanian

Emisi CO₂ dan CH₄, limbah pertanian, residu pestisida

Proses manufaktur (Pengolahan)

Kentang, minyak goreng, energi listrik & gas, air, bahan tambahan (garam, perasa)

Produk jadi, limbah cair (air bekas pencucian), limbah padat (kulit kentang), emisi panas dan CO₂

Pengemasan

Plastik multilayer (PET/aluminium/PE), tinta, label, energi mesin

Produk siap jual, limbah potongan plastik, limbah tinta

Distribusi

Bahan bakar fosil, kendaraan logistik

Emisi CO₂, NOx dari transportasi, potensi kerusakan kemasan

Konsumen & pascakonsumsi

Produk snack, kemasan

Limbah padat berupa kemasan plastik yang sulit terurai

3. Analisis Life Cycle Impact Assessment (LCIA)

Kategori Dampak

Sumber Utama

Keterangan

Konsumsi energi tinggi

Penggorengan dan transportasi

Penggunaan energi fosil untuk pemanasan minyak dan pengiriman produk.

Emisi gas rumah kaca (GRK)

Pertanian, pengolahan, distribusi

Emisi CO₂ dan CH₄ dari mesin dan kendaraan.

Penggunaan air

Proses pencucian dan pendinginan

Air limbah membawa sisa organik dan bahan kimia

Limbah padat dan cair

Kulit kentang, minyak bekas, kemasan

Potensi pencemaran tanah dan air.

Potensi pencemaran tanah dan air.

Kemasan multilayer

Sulit dipisahkan antar material, tidak ekonomis untuk daur ulang.

4. Interpretasi dan Rekomendasi

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa dampak terbesar berasal dari penggunaan energi dalam penggorengan dan kemasan plastik multilayer yang sulit didaur ulang. Tahap distribusi juga memberikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca.

Rekomendasi:

  • Menerapkan efisiensi energi pada proses penggorengan dan pengemasan.
  • Mengembangkan sistem pengumpulan dan daur ulang kemasan bekerja sama dengan konsumen.
  • Mengedukasi konsumen untuk memilah sampah dan memilih produk ramah lingkungan.
  • Menggunakan kemasan monomaterial (PET tunggal) atau bioplastik agar mudah didaur ulang.

     5. Refleksi Pribadi

            Dari analisis ini saya belajar bahwa setiap produk yang tampak sederhana seperti snack kemasan memiliki jejak lingkungan yang cukup kompleks. Mulai dari proses pertanian hingga pembuangan kemasan, semuanya berkontribusi terhadap emisi dan limbah. Proses ini membuat saya memahami pentingnya pendekatan Life Cycle Assessment (LCA) untuk menilai keberlanjutan produksecara menyeluruh. Untuk mengurangi dampak, produsen dapat berinovasi dengan kemasan ramah lingkungan dan proses produksi hemat energi.

            Sementara itu, konsumen juga memiliki tanggung jawab besar untuk mengelola sampah dengan benar dan mendukung produk yang berkelanjutan. Kesadaran antara produsen dan konsumen menjadi kunci utama dalam mewujudkan sistem produksi yang selaras dengan prinsip ISO 14040, yaitu pengelolaan lingkungan yang berfokus pada keberlanjutan sepanjang siklus hidup produk


No comments:

Post a Comment