ELZA YUNITA ( 41624010023 )
A. Identifikasi Produk
Nama Produk: Botol Minum Plastik PET (Single-use Plastic Bottle).
Fungsi Utama: Sebagai wadah pengemasan, penyimpanan, dan distribusi air mineral dalam skala massal yang praktis dan murah.
B. Fitur Desain
Berdasarkan pengamatan pada botol minum konvensional yang beredar di pasar, berikut adalah identifikasi fitur desain yang bermasalah bagi lingkungan:
Material Utama: Polietilena Tereftalat (PET) untuk badan botol, Polipropilena (PP) atau HDPE untuk tutup botol, dan plastik film (PVC/PP) untuk label.
Fitur Tidak Ramah Lingkungan:
Komponen Multimaterial: Terdiri dari tiga jenis plastik berbeda (PET, HDPE, dan PVC) dalam satu unit produk, yang menyulitkan proses pemilahan.
Penggunaan Perekat (Adhesive): Label ditempel menggunakan lem kimia yang kuat. Residu lem ini sering mengontaminasi mesin daur ulang dan menurunkan kualitas plastik daur ulang.
Warna pada Plastik: Beberapa merek menggunakan plastik berwarna (biru muda/hijau). Plastik berwarna memiliki nilai ekonomi daur ulang yang jauh lebih rendah dibanding plastik bening (transparan).
Desain Tutup Terpisah: Tutup botol didesain mudah terlepas sepenuhnya. Karena ukurannya kecil, tutup ini sering tercecer dan menjadi limbah mikroplastik di lautan karena tidak tertangkap oleh sistem pengumpulan sampah.
C. Kaitan Dengan Prinsip DfE (Design for Environment)
Fitur-fitur tersebut bertentangan dengan prinsip dasar DfE sebagai berikut:
Reduce (Mengurangi): Desain sekali pakai mendorong konsumsi material secara terus-menerus. Produksi massal botol tipis ini justru meningkatkan akumulasi sampah plastik secara global karena masa pakainya yang hanya hitungan menit (sekali minum).
Reuse (Gunakan Kembali): Material plastik PET tidak disarankan untuk digunakan berulang kali (terutama dengan air panas) karena risiko peluruhan zat kimia berbahaya (antimon). Hal ini mematikan peluang siklus reuse.
Recycle (Daur Ulang): Perekat pada label dan perbedaan jenis material antara tutup dan badan botol melanggar prinsip Design for Recycling. Produk yang sulit dipisahkan komponennya akan membutuhkan lebih banyak energi dan biaya untuk didaur ulang.
Redesign (Desain Ulang): Sebagian besar produsen masih berfokus pada desain yang meminimalkan biaya produksi (Design for Cost) daripada desain yang memudahkan pemulihan material (Design for Recovery).
D. Refleksi Singkat dan Ide Perbaikan
Untuk meningkatkan keberlanjutan produk botol minum, berikut adalah dua usulan perbaikan nyata:
Penerapan Mono-material Design: Menghilangkan label plastik luar dan beralih ke teknologi laser engraving atau embossing (cetak timbul) langsung pada badan botol untuk informasi merek. Hal ini membuat botol menjadi satu jenis material utuh yang sangat mudah didaur ulang tanpa residu lem.
Desain Tethered Cap (Tutup Tertambat): Memodifikasi cetakan leher botol agar tutup tetap menempel pada botol setelah dibuka. Ini menjamin tutup botol ikut masuk ke proses daur ulang bersama badan botol dan tidak tercecer di alam.
No comments:
Post a Comment